Testimony: Rizky Syahputra Nababan
Saya, Rizky Syahputra Nababan, saat ini saya duduk di bangku SMK kelas 2 di SMK Tarunatama Getasan. Lewat e-news ini saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya selama tinggal di Pondok Penuai. Dua tahun yang lalu saya tiba di Pondok Penuai, minggu-minggu awal saya belajar beradaptasi dan berproses dengan lingkungan baru, dari Medan ke Getasan – Jawa Tengah, dari budaya Batak belajar budaya Jawa. Bukan hanya beradaptasi soal budaya tetapi kehidupan berasrama di Pondok Penuai mengajarkan saya tentang tanggung jawab, hidup taat dan patuh terhadap aturan dan bagaimana bergaul dengan teman-teman di asrama yang datang dari berbagai suku.
Tinggal di asrama Pondok Penuai adalah keputusan saya sendiri, mengapa? Saya merasa bosan dan jenuh ada di rumah terus walau di rumah orang tua sendiri. Selain alasan itu, saya juga ingin belajar hidup mandiri, saya ingin memiliki banyak teman dari berbagai suku dan saya ingin belajar untuk hidup ‘saling’ berbagi dan belajar berkomunikasi. Keputusan saya dua tahun yang lalu telah mengubah hidup saya, sekarang saya punya banyak teman bahkan bukan hanya sebatas teman tetapi mereka adalah saudara-saudara saya, saya punya banyak kakak dan adik. Kami bisa berbagi cerita pengalaman walaupun kadang kami ribut juga, tapi setelah itu kami berpelukan lagi, indahnya hidup bersama dan saling berbagi. Dari kakak-kakak dan adik-adik di asrama saya belajar tentang arti hidup, pengalaman hidup mereka telah menjadi pelajaran berharga buat saya. Piket atau bersih-bersih asrama adalah pelajaran penting buat saya tetapi mungkin piket adalah hal sepele atau tidak ada artinya buat orang lain. Selama saya hidup dengan orangtua saya, saya jarang bahkan tidak pernah melakukan kegiatan tersebut tetapi di asrama Pondok Penuai saya mendapatkan tugas dan saya diajar untuk bertanggung jawab.
Dari hal yang tampaknya sepele saya belajar tentang arti tanggung jawab, mengerjakan segala sesuatu dengan baik dan tepat waktu, tidak boleh menunda-nunda tugas. Kegiatan-kegiatan yang tampaknya kecil itulah kelas karakter saya di asrama Pondok Penuai. Asrama Pondok Penuai bukan hanya mendidik karakter saya tetapi mengubah pemahaman saya tentang kekristenan, doa dan Tuhan. Saya yang dulunya jarang berdoa dan jarang beribadah tetapi sekarang saya diajar tentang hidup Kristen yang sesungguhnya dan bagaimana saya dimentor untuk semakin berkenan kepada Tuhan. Saya berharap dengan membaca kesaksian saya ini, kalau ada anak-anak yang ‘takut’ hidup berasrama karena berat, kejam, terkekang dan menakutkan, hal itu sangat salah! karena di asrama Pondok Penuai kami hidup dengan suasana yang menyenangkan, kami dibina dan dididik dengan suasana keluarga yang hangat, dengan kakak-kakak dan adik-adik asrama kami belajar saling berbagi, pasti proses hidup seperti ini tidak akan kita temukan di luar asrama. Tuhan memberkati.