MEREKA ADA UNTUK MASA DEPANKU

Photo by Jude Beck on Unsplash

MEREKA ADA UNTUK MASA DEPANKU

        Orang tua adalah pahlawan hidup yang tidak mengenal lelah, teriknya matahari dan hujan badai pun mereka terus berjuang untuk menghidupi dan untuk mempertahankan nyawa hidup pangeran dan puteri mereka. Dari aku kecil, mereka merawat aku bahkan disaat aku jatuh sakit mereka tetap setia menemani, menjagaku sungguh begitu besar harga yang mereka korbankan untukku. Aku ada untuk mereka adalah sesuatu yang sangat berharga dan tak ternilai bahkan emas,perak dan logam mulia lainnya tak dapat menandingi aku untuk mereka. Disaat aku beranjak dewasa, perjuangan mereka tak lepas dari padaku. Aku melihat garis perjuangan di rawut wajah mereka, senyum dan candaan mereka membuat aku merasa lengkap dan penuh kasih sayang.
Tiba saatnya aku berjuang sendiri di negeri orang dan berpisah dengan mereka untuk beberapa waktu lamanya. Dengan hati yang berat untuk melepaskan aku dan deraian air mata di pipi memperlihatkan suasana kesedihan, dalam mulutku keluar secercah kata-kata yang memberi harapan “aku pergi dengan tangisan kedua pahlawanku dan pulang dengan sebuah berkas hidup dan masa depan” dengan kata-kata itu aku mengikat sebuah janji antara aku dan pahlawan hidupku.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berganti, rasa rinduku sudah menumpuk, namun aku tidak mau terpaku dengan perasaan itu, aku mengerti bahwa jarak yang memisahkan aku dan pahlawanku kujadikan batu lompat untuk sesuatu yang berharga. Disaat mereka memberi kabar, rinduku terobati walaupun hanya untuk sesaat setidaknya aku bisa tahu bagaimana keadaan mereka. Doa dan dukungan dari mereka itu adalah bekal untukku meraih sebuah kesuksesan.
Dalam perjalanan yang cukup panjang ada banyak rintangan yang kuhadapi, bahkan seakan membuat aku menyerah dalam perjalanan tersebut, namun dengan adanya doa dan dukungan dari mereka, aku bangkit dan berjuang lagi. Sebab jika aku menyerah dengan kondisi yang kuhadapi, maka aku gagal dengan janji yang kuikat dengan mereka. Dalam situasi ini barulah aku menyadari betapa berharganya pengorbanan itu. Jika aku mengabaikan pengorbanan kedua pahlawanku itu artinya aku mengkhianati mereka.
Untuk saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, dimana aku telah menyelesaikan pertempuranku di negeri orang, inilah waktunya untuk aku membuktikan kepada mereka bahwa aku pulang dengan sebuah berkas yang sangat berharga, karena aku percaya bahwa sebuah kesuksesan diukur dengan pengorbanan disertai dengan doa dan tangisan maka berkas yang diimpikan dapat digenggam. Janganlah menyerah dengan keadaan yang mendesakmu, sebab engkau lebih besar dari keadaan yang mendesakmu dan ingatlah mereka yang telah berkorban penuh dalam hidupmu, maka mimpi yang ada di dalam anganmu dapat tercapai, dan jangan lupakan Tuhan disetiap langkahmu dan hela napasmu, karena tanpa Dia semua tiada artinya. Air mata dan kesungguhan akan menjadi sebuah tawa kesuksesan.
“Cermin Hidup” Oleh James Sakoikoi

Share:

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email

Related Posts

Helby ~ Perawat Masa Depan

Hallo, saya Helby Sifra Sembiring biasa dipanggil nengok eh nggak maksudnya biasa dipanggil Helby. Saya anak kedua dari dua bersaudara, saya lahir dan dibesarkan di

Hai aku Jovanko!

Nama saya Jovanko Reinhard Nathanael Kaunang biasanya dipanggil Jovan, saya anak pertama dari dua bersaudara, saya lahir besar di Kalimantan Timur Balikpapan, tapi orang tua

Henok P. Sembiring ~ Ahli Gizi

Hallo, perkenalkan nama saya Henokh Pukarja Sembiring. Saya berasal dari salah satu kabupaten  pedalaman yang terletak di Provinsi Lampung.  disini saya akan menceritakan bagaimana saya